Satu Muharrom adalah awal tahun hijriyah. Suatu kalender
penanggalan berdasar garis edar bulan mengitari bumi, revolusi para pemikir
Islam untuk membuat sistem penanggalan yang membedakan kalender Masehi atau
kalender Kristus. Kadang aneh juga orang-orang yang notabene Islam mengagungkan
kalender yang bukan peninggalan Islam. Justru berbangga malah berbangga diri
dengan memakai baju orang lain.
Satu muharrom adalah
selebritas Umar bin Khattab yang mengambil peristiwa migrasi total Nabi
Muhammad saw, setelah melihat prediksi
kemajuan Islam di Mekah terintimidasi,
yang melahirkan bangsa beradab sebagai
komunitas Yastrib. Disitu pula peristiwa hijrah memproklamasikan antara
kcintaan dunia dan kecintaan pada risalah yang dibawa Nabi.
Satu muharram adalah banyak sekali melahirkan
prasasti-prasasti sejarah manusia. Tidak
usah dijabarkan pad tulisan yang sangat singkat ini. Bla-bla.. begitulah
Permasalahannya., apa fungsi dari satu muharrom? Atau hanya
rutinitas belaka yang selalu berotasi!
Pertama. Mari kita jadikan diri kita sendiri sebagai jiwa
yang Hijri bersandar peristiwa Hijrah
Nabi
Kedua. Mari kita berpuasa , seberapapun yang kita targetkan.
Jelas sekali Allah menyebut nama muharrom yang dikaitkan dengan puasa
Ketiga. Tahun baru adalah tahun mendekati ajal. Entah sampai
kapan yang jelas; semakin tahun baru muncul, maka ajal semakin dekat. Oleh
karena itu Refleksi diri. Refleksi diri dan referensi konvensional untuk
menjadi lebih baik. Refleksi untuk belajar menjadi orang santun, belajar untuk
memahami pluralitas dimensi, belajar untuk memahami cinta kasih, belajar untuk
berbagi kebahagiaan, belajar untuk
berbagi senyum kepada bawahan.
Atau kita mencoba untuk mencitai orang-orang yang termarjinalkan
system, mencoba meraih tangan-tangan kusta, mencoba menyuapi orang-orang
kelaparan, atau kalau pun kita sanggup memberikan sorga kita untuk mereka.
Atau barangkali kita belajar untuk memaafkan kesombongan
orang lain, yang justru sering dilakukan oleh orang-orang berkuasa. Atau kita
belajar untuk menjadi orang bodoh. Setelah sekian puluh kali kita membodohi
orang lain. Atau kita belajar untuk dimarahi orang lain, setelah sekian ratus
kali kita memarahi orang lain. Atau kta mecoba memaksa diri kita untuk meminta
maaf kepada orang lain, yang selama ini ratusan kali kita memaksa orang
tersebut untuk merasa bersalah dan harus meminta maaf pada diri kita.
Atau kita memcoba untuk menangisi kesepian diri, karna para pecinta Tuhan telah bersembunyi
dari kita. Menangisi keterpurukan karena hijab yang mengtabiri Cinta
KeAbadian!.
Keempat. Sekarang penulis mencoba untuk belajar, bacalah di
bawah ini !
Wahai Tuhan, jangan kau tanya darah mana yang menetes dari
mataku……. ………………………………
Artikel Terkait
Posted by 21:20 and have
2
komentar
, Published at
2 comments:
menarik dan cantik sekali pak muhtar...
@Yusuf mengatakan...
menarik dan cantik sekali pak muhtar...
.....................
makasih pak yusuf
Post a Comment